Jakarta, ABIM (25/7/2017) – Usai memimpin Rapat Terbatas tentang Perkembangan High Speed Train, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla langsung memimpin Rapat Terbatas mengenai Perkembangan Implementasi Program Pengetasan Kemiskinan, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (25/7) sore.
Pada awal pengantarnya, Presiden Jokowi meminta agar stabilitas harga kebutuhan pokok betul-betul dijaga. Presiden juga menambahkan begitu pula dengan kebijakan yang mendorong kenaikan harga kebutuhan pokok harus betul-betul dikalkulasi dengan matang, karena bila harga bahan pokok naik artinya garis kemiskinan akan naik, dan artinya biaya hidup penduduk miskin juga akan naik.
“Ini akan membuat kenaikan pendapatan penduduk miskin kita baik petani maupun buruh bangunan menjadi kurang berarti,” ujar Presiden.
Presiden meminta agar program-program Kementerian, terutama Pertanian, UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan juga penyaluran Dana Desa betul-betul bisa menjangkau 40% penduduk lapisan terbawah.
Artinya, tegas Presiden, program Kementerian harus fokus pada peningkatan pendapatan dan daya beli mayoritas rumah tangga miskin yang bekerja di sektor pertanian maupun di sektor informal. “Saya ingin program subsidi yang dialokasikan dari Kementerian Pertanian bisa tepat sasaran serta mampu menaikkan nilai tukar petani,” tegasnya.
Menurut Presiden Jokowi, pemerintah telah mengalokasikan Dana Desa. Tiga tahun yang lalu Rp20 triliun, tahun lalu Rp47 triliun, dan tahun ini Rp60 triliun. “Ini juga harus berdampak dalam mensejahterakan masyarakat yang kurang mampu,” pintanya.
Adapun terkait dengan bantuan sosial, Presiden meminta agar program-program bantuan sosial seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, Program Keluarga Harapan, kemudian Beras Sejahtera bisa disalurkan kepada sasaran dan tepat waktu, sehingga bisa menurunkan beban hidup masyarakat miskin.
Agar tepat sasaran, Presiden Jokowi menegaskan, data harus betul-betul akurat, muthakir, satu dan terpadu. Jangan menggunakan data sendiri sendiri.
“Saya ingatkan jangan bekerja linier, lakukan perubahan baik dalam sistem pendataan, sistem penyaluran,” pinta Presiden Jokowi seraya menambahkan, bahwa salah satu reformasi bantuan sosial yang digulirkan adalah penerapan sistem bantuan pangan non tunai kartu, sehingga bantuan sosial bisa lebih tepat sasaran dan mengurangi kebocoran.
Rapat terbatas itu dihadiri oleh Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Pertanian Amran Sulaiman,Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Desa dan PDTT Eko Putra Sandjojo, Menteri Kesehatan Nila F. Moloek, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menaker Hanif Dhakiri, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala BPS Suhariyanto, Kepala BPKP Ardan Adiperdana, dan pejabat lainnya. (ABIM)