Jakarta, ABIM (17/8/2017) – Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar pagi tadi dimeriahkan oleh pembagian sepeda kepada para tamu undangan yang mengenakan busana adat terbaik. Adapun pada sore hari, Presiden Joko Widodo juga kembali membagikan sepeda kepada sejumlah tamu undangan setelah upacara penurunan bendera.
Namun sebelum itu, saat menunggu dimulainya upacara penurunan bendera, Kepala Negara kembali turun dari mimbar kehormatan untuk menyapa para tamu undangan. Tak jarang, ia bersedia melayani permintaan para tamu undangan untuk berswafoto.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini bahkan beranjak keluar dari kompleks Istana Kepresidenan untuk menyapa masyarakat yang berada di sekitar panggung aubade. Tampak sejumlah warga kegirangan saat melihat Presiden Joko Widodo mendekat ke arah mereka.
Melihat antusiasme itu, Presiden tak ragu untuk naik ke atas panggung tempat di mana para warga menunggu Presiden. Ia kembali melayani permintaan jabat tangan dan swafoto bersama para warga.
Sekali lagi, inilah saat di mana Presiden Joko Widodo beserta tim melakukan penjurian. Segera setelah upacara penurunan bendera Merah Putih berakhir, hasil penilaian tersebut diumumkan. Adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla yang kali ini membacakan pengumuman tersebut.
“Seperti tadi pagi, semua mendapat sepeda dari Bapak Presiden. Boleh langsung dipakai keliling-keliling,” kata Wakil Presiden yang langsung disambut tepuk tangan.
Lima tamu undangan yang dipanggil Wakil Presiden untuk naik ke atas mimbar kehormatan dan membawa pulang sepeda ialah Franz Mansim yang sekaligus merupakan Kepala Suku Arfak (Papua Barat), Ratna Dewi Juwita Budiono yang tampil mengenakan pakaian adat Dayak, Yusak Rumambi dari Sulawesi Utara, Teuku Johan Marzuki dari Aceh, dan Sumahartati dari Bengkulu.
Franz Mansim (65) yang datang dari Manokwari, Papua Barat, menjelaskan bahwa pakaian yang saat itu ia kenakan merupakan pakaian adat suku besar pedalaman Arfak. Kepada Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, ia mengaku sangat gembira. Sebab, di saat pertama kalinya ia dapat mengunjungi Istana Kepresidenan, ia justru langsung berkesempatan untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan membawa pulang sebuah sepeda pemberian Presiden.
Baru pertama kali berkunjung Istana dan dapat sepeda, saya senang sekali. Harapan saya, semoga tahun-tahun mendatang hari kemerdekaan ini dibuat lebih meriah lagi, lalu Bapak Presiden harus memanggil lebih banyak lagi masyarakat yang ada di pelosok-pelosok supaya mereka merasa memiliki negara. Saya sendiri merasa sudah merdeka karena Papua adalah bagian dari Republik Indonesia,” ujarnya.
Pemberian sepeda ini merupakan bentuk apresiasi bagi para tamu undangan yang mampu menampilkan kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa. Dengan keragaman budaya itu Indonesia menjadi penuh warna, dan dengan Pancasila Indonesia kemudian dipersatukan.(ABIM)