Istanbul, Turki, ABIM (20/10/2017) – Fokus utama Organisasi Developing Eight (D-8) adalah kerjasama di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, namun pada kenyataannya belum sepenuhnya organisasi tersebut mencapai tujuan dari misinya. Untuk itu kedepannya, perlu adanya pertemuan Forum Bisnis secara regular yang melibatkan para pengusaha di acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Demikian usulan Indonesia yang disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla sebagai pemimpin Delegasi Indonesia pada KTT D-8 ke 9, di Lutfi Kirdar International Convention & Exhibition Center, Istanbul Jum’at, 20/10. “ Dalam kaitan ini saya ingin mengusulkan pertemuan regular yang bersamaan dengan KTT D8 yakni adanya Forum Bisnis,” ucapnya. Lebih lanjut Wapres mengungkapkan capaian dan target perdagangan antar angota D-8 ditahun 2015 yang mencapai100 milyar USD atau hanya mencapai 6,6 persen dari total seluruh perdagangan anggota D-8. Itu masih jauh dibawah target yang hendak dicapai pada tahun 2018 senilai 303 Milyar USD atau 20 persen dari total perdagangan D-8. “Maka dari itu, penting bagi kita melipat gandakan upaya perdagangan antar kita, yang terpenting adalah memaksimalkan perjanjian preferensi perdagangan,”ungkapnya. “Dalam forum ini yang terpenting adalah mencari langkah kreativitas untuk memperkuat kerjasama di dalam D8,”ujar Wapres. Di kesempatan tersebut, Wapres juga mengutarakan 3 cara untuk peningkatan kesejahteraan anggota D-8. “Dalam kesempatan ini ijinkan saya menyampaikan 3 langkah untuk memperdalam kerjasama kita. Yang pertama, kita harus membangun kemitraan yang kuat dengan sektor swasta dalam agenda kerjasama D-8,” terangnya. “Karena kerja sama ekonomi bukanlah tanggung jawab sepenuhnya pemerintah maka kita harus mempromosikan kerja sama di semua sektor, utamanya sektor swasta,” sambung Wapres. Langkah kedua menurut Wapres adalah kerjasama di sektor maritim sebagai alat penting dalam perdagangan. Yang ketiga, Wapres menyerukan untuk mempromisikan kerja sama Selatan-Selatan sebagai ekspansi bagi peluang ekonomi di dalam Organisasi D-8 Tak lupa Wapres menyebut yang tidak kalah pentingnnya adalah untuk merevitalisasi dan meremajakan organisasi D8, melalui pendekatan yang prakmatis dan berorientasi pada hasil guna di dalam bekerja sama. “Karena itu, Deklarasi Istanbul 2017 dan rencana aksi D-8 yang akan datang harus menandai sebuah perencanaan penting kedepannya,” jelasnya. Selain itu di forum yang sama, Wapres memanfaatkan untuk menarik dukungan terkait pencalonan Indonesia untuk menjadi Anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. “Dalam hal ini, Indonesia sedang berkampanye untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk periode 2019-2020,”pungkasnya . KTT yang mengusung tema memperluas peluang melalui kerjasama dimulai pada pukul 10,00WS di hadiri oleh Presiden Turki, Deputi Perdana Menteri Malaysia, Wapres Pertama Iran, Presiden Nigeria, Menlu Bangladesh dan Wakil Menlu Mesir, selain itu juga turut hadir Presiden Republik Guinea dan Presiden Azerbaidjan serta 7 organisasi termasuk UNESCO dan OKI (ABIM/KIP-Setwapres).