Paris, Prancis, ABIM (10/4/2018) – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani memimpin delegasi Indonesia dalam sesi sidang pleno ke-204 Dewan Eksekutif UNESCO yang diselenggarakan di Paris, Prancis, 9 hingga 10 April 2018. Sidang dipimpin oleh Lee Byong-hyun dari Korea Selatan dan juga Direktur Jenderal UNESCO yang baru terpilih, Audrey Azoulay.
Dalam sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-204, Selasa (10/4), Menko PMK menyampaikan pernyataan nasional Indonesia di hadapan 58 negara anggota Dewan Eksekutif UNESCO lainnya. Dalam pidatonya, Menko PMK mengungkapkan bahwa Indonesia telah memprioritaskan pemerataan akses pendidikan, pelatihan keterampilan, dan pembentukan karakter. Dalam memastikan akses inklusif bagi semua, Pemerintah Indonesia terus menerapkan kebijakan dan program yang pro-masyarakat miskin dan berinvestasi lebih banyak untuk pengembangan pendidikan di daerah-daerah yang kurang terlayani.
“Indonesia telah melakukan reformasi secara komprehensif terhadap kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Kejuruan, yang telah sejalan dengan Strategi UNESCO 2016-2021. Namun, perlu digarisbawahi bahwa pendidikan tidak hanya harus membuat seseorang menjadi pandai, namun juga untuk membuat orang tersebut lebih berbudaya,” kata Menko PMK.
Budaya merupakan komponen kunci untuk membangun rasa hormat, toleransi, dan pengertian. Menko PMK menekankan bahwa UNESCO harus memainkan peran yang lebih strategis lagi, selain membantu negara-negara dalam melestarikan warisan budaya mereka, tetapi juga dalam mencapai perdamaian dan harmoni. Dalam sesi sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-204 ini, Menko PMK memimpin Delegasi Indonesia dengan didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Dubes RI untuk Prancis/Wakil Tetap Republik Indonesia di Paris untuk UNESCO, serta Deputi Wakil Tetap Republik Indonesia di Paris untuk UNESCO.(ABIM)