Jakarta, ABIM (20/4/2018) – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengingatkan pentingnya selain perjanjian ekonomi yang harus segera diselesaikan juga Kementerian terkait agar bekekerja sama, sehingga memiliki kesatuan pandangan saat melakukan perundingan dengan mitra dagang internasional. Hal ini untuk menjaga agar Indonesia tidak tertinggal dari negara-negara Asean dalam hal perdagangan Internasional.
“Timing (waktu) penyelesaian perundingan sangat penting,” ujar Wapres saat memimpin rapat Free Trade Area (FTA) di Kantor Wakil Presiden, Jl. Merdeka Utara, Jakarta, Jumat, 20/04.
Dalam rapat yang hampir dua jam itu, diantaranya membahas status dan isu perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), Regional Comprehensive Economic Agreement (RCEP), Indonesia- European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), dan Indonesia-European Free Trade Agreement (IE-CEPA).
IA-CEPA
Dalam paparannya terkait IA-CEPA, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaharapkan seluruh perundingan ditargetkan selesai Agustus 2018.
“Sembilan puluh persen dari draft perundingan sudah selesai,” paparnya.
Tanpa CEPA dengan Australia, Indonesia dapat tertinggal dari negara ASEAN yang sudah memiliki FTA dengan Australia sebelumnya seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia.
RCEP
Sedangkan RCEP, fokus perundingan pada upaya penurunan tarif, terutama industri manufaktur. Perundingan ini juga diharapkan selesai 2018.
Wapres berharap Indonesia dapat membuat ASEAN satu suara dalam perundingan ini. Namun, perlu satu suara secara internal terlebih dahulu.
“RCEP mencakup hampir setengah dari populasi dunia (3,4 milyar-red),” ujar Menteri Koordinator Bidang Perkenomian Darmin Nasution.
Fakta lain FTA yang merupakan gagasan negara ASEAN ini, yaitu meliputi 40% Produk Domestik Bruto dunia dan 26% arus masuk Investasi Langsung Luar Negeri.
IEU-CEPA
Beberapa poin penting pembahasan perundingan, antara lain penghapusan bea keluar dan akses pasar dalam government procurement. IEU-CEPA ditargetkan selesai semester-1 tahun 2019.
“Perdagangan Indonesia dengan EU saling melengkapi. Jadi diharapkan cepat selesai,” ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi.
IE-CEPA
Sementara mengenai IE-CEPA, Menteri Perdagangan optimis bhawa target penyelesaian teks perjanjian pada semester-1 2018 tercapai 75%.
Mengakhiri pertemuan, Wapres berharap ada hal konkret yang dicapai dalam waktu dekat.
“Hal yang masih pending tolong diselesaikan antar kementerian terkait,”tutupnya.
Tampak hadir dalam rapat tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan perwakilan dari Kementerian dan Lembaga lainnya. (ABIM/PN/RN, KIP Setwapres).