Jakarta, ABIM (11/10/2018) – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengapresiasi semua pihak termasuk pihak luar yang ingin membantu penanganan bencana di Palu.
Hal ini disampaikan Wapres saat menerima kunjungan Ms. Anthea Webb, Representative World Food Programme (WFP) Indonesia, di Kantor Wapres, Jl. Merdeka Utara Jakarta, Kamis, 11/10.
Menurut Wapres, proses tanggap bencana di Palu sudah berjalan cukup baik, hal ini dapat terjadi dengan dukungan dan keterlibatan berbagai pihak, termasuk dukungan dari luar negeri.
Namun demikian proses tanggap darurat bencana ini harus segera dilanjutkan dengan proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Masa tanggap darurat bencana ini akan segera dilanjutkan dengan tahap rehabilitasi, banyak pihak yang harus berperan, terutama pemerintah daerah,” ujar Wapres.
Pada tanggap darurat bencana ini perlu segera dilakukan proses pembersihan agar proses rehabilitasi bisa segera dijalankan. Untuk itu Wapres mengharapkan agar para pengungsi bisa dipusatkan untuk memudahkan penyaluran bantuan.
“Saat ini pengungsi tersebar di banyak tenda di berbagai lokasi menyulitkan distribusi logistik,” terangnya.
Wapres mengharapkan adanya lokasi yang mampu menampung hingga ribuan keluarga. Penampungan pengungsi terpusat ini akan memudahkan penyediaan kebutuhan bagi para pengungsi.
“Saya sudah perintahkan Menteri Pertanahan untuk mengatur 3-4 lokasi untuk pengungsi ini” ujar Wapres.
Dalam pertemuan, Wapres juga menyebut bahwa pada masa tanggap darurat bencana hingga masa rehabilitasi akan banyak pihak terlibat. Karena itu menurut Wapres koordinasi menjadi sangat penting.
“Perlu ada satuan tugas yang lebih permanen untuk meneruskan dari tanggap darurat bencana hingga ke rehabilitasi dan rekonstruksi, untuk hal ini saya akan mengajak pak Kuntoro, untuk memberikan masukan,”ujar Wapres.
Sementara itu Representative WFP Indonesia, Anthea Webb juga mengapresiasi kesigapan berbagai pihak, terutama Palang Merah Indonesia (PMI) dalam masa tanggap darurat ini. Namun demikian, berdasarkan pengamatan WFP, masih terjadi ketersendatan arus logistik terutama di bandara dan pelabuhan.
Ketersendatan arus logistik ini, menurut pengamatan WFP, terjadi karena keterbatasan kapasitas penanganan logistik. Untuk itu WFP menawarkan dukungan mendistribusikan logististik sejak dari bandara atau pelabuhan hingga ke gudang-gudang penyimpanan.
“WFP memiliki kemampuan dan pengalaman dalam mengantarkan logistik ini,” ujar Anthea.
Wapres mengapresiasi tawaran WFP ini dan ia menyampaikan bahwa berbagai hal masih perlu dilakukan karena itu ia juga menyampaikan masih akan kembali ke Palu lagi untuk memastikan penanganan tanggap darurat bencana ini berjalan lancar.
“Saya ke sana lagi besok pagi bersama Sekjen PBB,” pungkas Wapres menutup pertemuan.(ABIM/AK/RN,KIP- Setwapres)