Jakarta, ABIM (12/4/2020) – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN (Special ASEAN Summit) dan KTT Khusus ASEAN Plus Three (Special ASEAN Plus Three Summit) terkait COVID-19 melalui video conference akan dilakukan pada hari Selasa, (14/4/2020). Pertemuan ini telah didahului pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri Negara Anggota ASEAN, 25th Meeting of the ASEAN Coordinating Council, melalui video conference pada pada 9 April 2020 yang lalu. Indonesia menjadi salah satu negara yang berinisiatif mengupayakan penyelenggaraan kedua KTT tersebut.
“Kita tidak bisa menunda KTT tersebut di situasi dunia dan Kawasan kita yang sedang berjuang hadapi Covid-19. KTT Istimewa ini sangat strategis untuk satukan langkah lawan Covid-19”, sebut Menlu RI Retno Marsudi.
Presiden RI, Joko Widodo, direncanakan mengikuti dua KTT Istimewa tersebut melalui video conference. Ini bukan kali pertama Presiden Joko Widodo mengikuti KTT melalui video conference. Sebelumnya Presiden juga mengikuti KTT G-20 di bawah keketuaan Arab Saudi pada tanggal 26 Maret 2020.
Pada Pertemuan 25th Meeting of the ASEAN Coordinating Council (ACC) melalui video conference pada (9/4/2020) lalu.Menlu Retno bersama para Menteri Luar Negeri ASEAN lainnya sepakat untuk tingkatkan sinergi memerangi COVID-19 dan dampaknya.
Dalam pertemuan ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno L.P. Marsudi, menegaskan empat hal. Pertama, terkait upaya memerangi COVID-19, Indonesia menekankan pentingnya implementasi hasil-hasil pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN dan ASEAN Plus Three. Indonesia mengusulkan agar pada saat KTT Khusus ASEAN terkait COVID-19, para Pemimpin ASEAN dapat menginstruksikan mekanisme ASEAN terkait untuk penyusunan protocol for cross-border public health responses.
Kedua, pentingnya komitmen untuk memastikan arus barang khususnya makanan, obat-obatan dan peralatan medis. “Indonesia mengusulkan kesepakatan mengenai Supply Chain and Flow of Goods during the Outbreak dapat direkomendasikan pada KTT ASEAN Plus Three Khusus mendatang” tambah Menlu Retno.
Ketiga, ASEAN juga perlu melindungi warga negara ASEAN termasuk kelompok rentan khususnya pekerja migran. Dalam hal ini Indonesia juga usulkan protocol of movement of people within ASEAN Member States, sebagai salah satu langkah pemulihan pasca-pandemi. ASEAN juga perlu memperhatikan mandatory health protocols.
Keempat, ASEAN dapat menjajaki penggunaan ASEAN Development Fund dan APT Cooperation Fund untuk membentuk ASEAN COVID-19 Response Fund. “Fund ini berguna untuk membantu negara anggota ASEAN dalam memastikan ketersediaan peralatan medis dan dapat dibuka untuk Mitra Wicara ASEAN” ungkap Menlu RI.
Pada pertemuan tersebut, para Menteri Luar Negeri ASEAN juga mengadopsi rekomendasi ACCWG on Public Health Emergencies yang diselenggarakan pada tanggal 31 Maret 2020. Selain itu, para Menlu ASEAN menyepakati penyelenggaraan KTT Khusus ASEAN dan KTT Khusus APT mengenai COVID-19 pada tanggal 14 April 2020, serta mengharapkan kedua KTT dimaksud dapat menghasilkan outcome yang memperkuat komitmen dan kerja sama konkret dalam memerangi COVID-19.
“Kita selalu memikirkan dan memberi perhatian khusus bagi warganegara kita dengan penghasilan kecil, para pekerja sektor informal serta kelompok rentan lainnya. Pada saat memikirkan mereka, maka timbul spirit yang tinggi untuk tidak menyerah. Never give up and let us stay together to get this through” ajak Menlu RI kepada semua Menlu ASEAN.
Pertemuan ditutup dengan ajakan Menteri Luar Negeri ASEAN bersatu melawan COVID-19 dalam bahasa masing-masing. “Indonesia bersatu dengan seluruh negara ASEAN melawan COVID-19” tutup Menlu RI.(ABIM)