/Pemerintah Perhatikan Nilai Tukar Petani dan Siapkan Stimulus bagi Petani

Pemerintah Perhatikan Nilai Tukar Petani dan Siapkan Stimulus bagi Petani

Jakarta, ABIM (22/4/2020) – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa pemerintah juga memperhatikan nilai tukar petani dan sedang dipersiapkan untuk stimulus kepada para petani.

“Dan ini sedang dalam pembahasan, agar para petani nanti bisa mendapatkan semacam insentif untuk melakukan tanam di musim pasca panen raya ini,” ujar Menko Perekonomian usai mengikuti Rapat Terbatas, Selasa (21/4).

Lebih lanjut, Menko Perekonomian menyampaikan bahwa kebijakan terkait dengan gula memang terjadi pengalihan dari gula pabrik untuk makanan minuman ke pasar domestik.

“Namun ini karena memerlukan proses baik dari (izin produksi, red) maupun izin edarnya ini sedang berproses dan dalam waktu dekat ini akan masuk ke pasar,” imbuh Menko Perekonomian

Menurut Menko Perekonomian, terkait dengan impor pun baru masuk nanti di awal Mei. Ia menambahkan harapannya sebagian di bulan April ini diisi dari produksi di dalam negeri, dari gula rafinasi yang dimasukkan menjadi operasi untuk di dalam negeri.

“Kemudian tentunya yang terkait dengan dengan bawang putih ini juga barangnya akan masuk, sehingga tentu akan diharapkan dengan barangnya masuk nanti harga sudah bisa turun ke bawah,” kata Menko Perekonomian.

Terkait dengan beras, Menko Perekonomian menyampaikan Pemerintah terutama Kementerian Pertanian juga memonitor ada 168 ribu rice mill, yang tentunya diharapkan dari rice mill ini bisa diserap selain oleh Bulog, oleh para distributor.

“Kemudian yang terkait dengan kebijakan di sektor pangan, memang ada beberapa hal yang sedang dipersiapkan, nanti pada waktunya Menteri Pertanian akan menyampaikan kebijakan-kebijakan yang akan disampaikan,” ujarnya.

Termasuk, sambung Airlangga, memperbaiki infrastruktur pertanian terutama terkait dengan pipanisasi, drainase, irigasi, dan pengembangan lebih banyak lagi embung untuk memanfaatkan curah hujan yang ada.

Stok Beras Jelang Lebaran Mencukupi dan Pangan Lainnya Tersedia

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa untuk beras dalam 3 bulan ke depan ini sedang panen raya, sehingga harapannya stok beras menjelang hari Lebaran nanti mencukupi dan secara keseluruhan bahan pangan tersedia.

”Demikian pula dengan jagung juga stoknya tercukupi. Kemudian bawang merah kita menjelang panen di berbagai daerah, mulai dari Brebes dan daerah lain di Agam dan yang lain,” ujar Menko Perekonomian saat memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas (Ratas), Selasa (21/4).

Untuk bawang putih, Menko Perekonomian sampaikan bahwa Pemerintah sudah memberikan perizinan untuk masuk barang impor dan ini akan masuk dalam jumlah yang cukup menjelang Lebaran.

”Demikian pula dengan cabai merah, cabai rawit. Kemudian daging sapi, daging ayam, gula pasir. Gula pasir pun akan ada masuk di bulan Mei ke depan,” imbuh Menko Perekonomian.

Kalau dari segi harga, Menko Perekonomian tegaskan tidak mengalami banyak perubahan.

”Jadi harga beras medium masih sekitar Rp12.000, premium Rp12.750. Ini harga di pasar-pasar basah di 34 provinsi. Gula pasir Rp18.400 dan di pasar ritel modern itu sekitar Rp12.500,” ujarnya.

Menurut Menko Perekonomian, Daging sapi tapi sempat mengalami penurunan Rp117.800, cabai rawit itu Rp39.600, cabai merah Rp31.200, bawang merah Rp43.750, bawang putih Rp41.500.

”Minyak goreng curah akibat CPO turun ini juga mengalami penurunan, Rp12.450, minyak goreng kemasan Rp14.700. Daging ayam  Rp28.450 dan telur ayam ras,” kata Menko Perekonomian.

Tingkat inflasi, menurut Menko Perekonomian, disumbang terutama ada kenaikan gula sebesar 0,02%, telur ayam 0,03%, dan bawang merah 0,01%.

”Kemudian kalau Januari, Februari, September, Oktober nah tentunya dibandingkan dengan yang lain beras memberikan andil inflasi. Secara keseluruhan bahan makanan relatif tersedia dan tentunya Bapak Presiden meminta agar cadangan beras pemerintah untuk diamankan,” pungkas Menko Perekonomian.

Harga Minyak 

Soal pertanyaan tentang harga minyak, Menko Perekonomian sampaikan memang kemarin terjadi sesuatu yang luar biasa dimana harga West Texas (West Texas Intermediate/WTI) ini turun di bawah minus 36 dan ini terjadi sekejap, karena memang tanggal 21 ini adalah batas untuk delivery future market dari minyak.

“Sedangkan kaitan dengan Indonesia, Indonesia basis harganya ada MOPS (Mean Oil Platts Singapore) bukan WTI, sehingga MOPS itu basisnya adalah Brent. Dengan demikian ini memang pasti akan memberikan tekanan tetapi kita ketahui bersama dengan lockdown, kebutuhan minyak dunia turun 25-29 juta barel oil per day,” ungkap Menko Perekonomian.

Sebagaimana diketahui, Menko Perekonomian juga menyebutkan bahwa Amerika menjadi produsen besar 300 juta barel oil per day dan rencana mau dipotong 2 juta.

“Namun pemotongan OPEC yang 10 juta barel oil per day itu diperkirakan belum cukup untuk menyerap demand shock akibat daripada COVID-19 ini. tentu bagi Indonesia kita memonitor karena ini terkait juga dengan kebijakan biodiesel 30 (B30),” imbuhnya.(ABIM)