Jakarta, ABIM (20/6/2020) — Selain kesehatan, sektor lain yang juga sangat terdampak dari Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) adalah ekonomi. Untuk memulihkan sektor ekonomi tersebut, seluruh elemen bangsa baik pemerintah maupun organisasi keahlian seperti Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia, perlu meningkatkan aksi nyata.
“Marilah kita tingkatkan kegiatan-kegiatan kita terutama IAEI. Memang kita hendaknya tidak hanya melakukan pertemuan-pertemuan, diskusi-diskusi, tetapi juga melakukan langkah-langkah, aksi-aksi nyata. Marilah kita ikut berpartisipasi dalam menanggulangi apa yang dialami oleh bangsa ini, yaitu akibat pandemi Covid-19,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin pada acara Halalbihalal dan Silaturahmi Nasional IAEI melalui video confrence , di Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Jumat (19/06/2020).
Lebih jauh Wapres menyampaikan, akibat pandemi Covid-19, banyak orang kehilangan pekerjaan sehingga muncul kelompok miskin baru. Oleh karena itu, fokus penanganan Covid-19 saat ini tidak hanya pada sisi kesehatan, tetapi juga pada penanggulangan dampak ekonomi.
“Juga di bidang ekonomi, kita sudah melakukan pemulihan-pemulihan ekonomi nasional, tentu kita harus mengambil peran terutama yaitu menjaga supaya menghidupkan ekonomi-ekonomi kecil, Usaha Mikro Kecil. Mereka yang paling terdampak oleh Covid ini, kan mereka justru paling banyak menampung tenaga kerja, persentasenya jauh lebih besar,” papar Wapres.
Ke depan, Wapres berharap IAEI turut mendorong bangkitnya keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia.
“Khususnya juga ekonomi dan keuangan syariah. Tentu bank-bank syariah, BPR-BPR [Bank Perkreditan Rakyat] syariah, BMT-BMT [Baitul Maal wa Tamwil/Balai Usaha Mandiri Terpadu] yang menjadi korban dampak daripada Covid-19 ini perlu mereka dibangkitkan kembali, dipulihkan kembali daripada dampak ini. Ini barangkali peran yang memang dibutuhkan oleh kita pada saat sekang ini,” tambahnya.
Menutup sambutannya, Wapres menyampaikan apresiasinya kepada jajaran IAEI yang telah melakukan upaya-upaya dalam menangani dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Ia juga mengingatkan kembali agar organisasi ini dapat berkontribusi lebih baik lagi ke depannya.
“Sekali lagi selamat untuk bekerja dan kita memulai dan juga saya harap ikut berpartisipasi lebih besar, baik di dalam penanggulangan situasi sekarang sebagai dampak Covid-19, baik kesehatannya, sosialnya, maupun pemulihan ekonominya,” pungkas Wapres.
Sebelumnya, Ketua Umum IAEI Sri Mulyani Indrawati secara detil memaparkan bagaimana pandemi Covid-19 telah berpengaruh besar pada sektor ekonomi dan keuangan.
“Wabah Covid-19 telah menimbulkan gejolak di bidang pasar uang dan ekonomi yang serba tidak pasti. Ancaman Covid telah terlihat sangat nyata. Pada kuartal I, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pelemahan menjadi 2.97%. Memang masih positif, namun lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi yang biasanya di atas 5%,” papar Sri Mulyani.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa pada kuartal kedua sejalan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berjalan lebih luas, pemerintah juga menjaga agar pandemi ini tidak menimbulkan masalah baru, yaitu krisis keuangan. Salah satunya krisis pada sektor ekonomi dan keuangan syariah.
Sri Mulyani pun meminta IAEI sebagai organisasi akademisi dan praktisi ekonomi dan keuangan syariah, turut berperan aktif pulihkan ekonomi terdampak Covid-19.
“Ekonomi dan keuangan syariah juga mengalami dampak yang tidak ringan. Oleh karena itu saya meminta kepada seluruh jajaran dan anggota IAEI untuk turut berkontribusi mengatasi dampak pandemi Covid-19 kepada seluruh lapisan masyarakat,” tegasnya.
Hadir dalam acara tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso dan perwakilan Dewan Pimpinan Wilayah IAEI. (ABIM/KIP-Setwapres)