Palu, Sulawesi Tengah, ABIM (4/7/2020) – Presiden Joko Widodo telah memberikan contoh terkait menjaga produktivitas sosial ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Sebagai kepala negara, dirinya selama ini telah melaksanakan aktivitas seperti biasa namun dengan perubahan-perubahan mengikuti disiplin protokol kesehatan.
“Harapan Bapak Presiden Joko Widodo, selalu kita bekerja berdasarkan data, data dan data…Untuk menghadapi kenormalan baru, Presiden selalu mengatakan 3 hal juga yaitu disiplin, disiplin dan disiplin atas 4 M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan, kata M. Fadjroel Rachman.
Hal itu dikemukakan oleh Juru Bicara Presiden RI, M. Fadjroel Rachman saat menjadi narasumnber Web Seminar (Webinar) Online yang diselenggarakan oleh DPP KNPI Sulawesi Tengah, dengan tema “Produktivitas Daerah Pada Masa Kenormalan Baru Dalam Bayangan-Bayangan Covid-19”Kamis (2/7) sore.
Selain M Fadjroel Rachman, hadir pula narasumber lain seperti Bupati Buol, dr. H. Amiruddin Rauf, Sp.OG dan Akademisi Fisip, Universitas Taddulako, Dr. Nur Alamsyah. Serta penanggap yaitu akademisi Fakultas Farmasi, Untad Sulaiman dan Ketua DPD KNPI Sulteng, Widya Ponulele.
Pada seminar yang dipandu oleh Iman Sudirman selaku moderator ini, sebagai narasumber utama, M. Fadjroel menjelaskan, saat Presiden Jokowi bertolak ke dua provinsi yaitu Jawa Timur dan Jawa Tengah beberapa waktu lalu, tidak hanya ingin memberi contoh kelaziman baru. Di sana ia juga bertemu dengan gubernur, walikota dan bupati untuk menyerap aspirasi yang dibutuhkan daerah demi menanggulangi pandemi ini.
M. Fadjroel melanjutkan demi membangkitkan ekonomi, namun tetap menjalankan protokol kesehatan, presiden juga melakukan observasi berbagai proses pembangunan sosial ekonomi di dua provinsi tersebut.
“Beliau bertemu dengan Gubernur, Walikota dan bupati untuk mengecek kesiapan masing-masing daerah dan Gugus Tugas dalam menangani pandemi Covid-19 disana. Sembari meninjau Kawasan Industri Terpadu Batang untuk melihat pemaparan terkait relokasi investasi asing ke Indonesia yang padat karya” kata Fadjroel.
Di sisi lain, Bupati Kabupaten Buol menjelaskan saat ini Buol merupakan daerah dengan kasus positif terbanyak di Sulawesi Tengah. Hal itu membuat ia dan masyarakatnya berjuang keras agar wabah ini bisa ditekan hingga seminimal mungkin.
“Khusus di Buol ada tiga langkah antisipasi yang diambil oleh pemerintah salah satunya, mengidentifikasi pelaku perjalanan karena kebanyakan virus dibawa oleh pelaku perjalanan, setelah di identifikasi pelaku perjalanan di isolasi serta melakukan pemilahan dan mendata alamat tujuan pelaku sehingga memudahkan mengidentifikasi ketika pelaku perjalanan balik ke Buol,” ujarnya.
Beberapa langkah yang telah dilakukan bupati kini membuahkan hasil, Amiruddin mengatakan dua pekan terakhir kasus positif Covid-19 di Buol nihil. Sebelumnya pasien positif menjadi 57 membuat Bupati Buol segera mengusulkan untuk melakukan PSBB yang akhirnya disetujui
Kemenkes.
“PSBB sangat diperlukan untuk memberikan ruang kepada masyarakat Buol menerapkan pola hidup dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Untuk mengurangi resistensi masyarakat kepada pasien yang dikarantina, keluarga yang ditinggalkan diberi jaminan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, karena kebanyakan pasien positif merupakan kepala keluarga. Semuanya coba dipenuhi agar pasien juga mendapatkan kenyamanan saat di karantina,” tambahnya.
Saat ini fasilitas umum seperti pasar,rumah sakit dan tempat-tempat umum sudah mulai dibuka kembali di Buol.
Menurut akademisi Untad, Alamsyah kini daerah dihadapkan pada fase New Normal. Daerah maupun pemerintah pusat memiliki peluang dan tantangan pada era ini dalam perspektif dari studi-studi pemerintahan. Seperti perubahan kebudayaan, dimensi sosial dan perubahan pemerintahan.
“Perubahan kebudayaan, ini terjadi karena adanya gap informasi yang dimana masyarakat tidak menerima informasi secara utuh, yang mengakibatkan masyarakat mengalami ketakutan yang berlebihan, sehingga kondisi kemasyarakatan kita mau tidak mau terganggu,” jelasnya.(ABIM)