Bandung, Jawa Barat, ABIM (5/7/2020) – Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat secara intens melacak kontak pasien positif Covid-19, yang hingga saat ini kasusnya masih saja bertambah.
Menurut Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil, pelacakan kontak amat penting dalam upaya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 sekaligus mencegah ledakan jumlah kasus baru dan konsistensi pelacakan kontak yang dilakukan pihaknya menjadi salah satu faktor sebaran SARS-CoV-2 di Jabar terkendali.
“Setiap satu yang kena dan satu meninggal karena Covid-19, itu lingkungan keluarga, temannya, semuanya contact tracing. Itu jadi sudah jadi standar prosedur gugus tugas. Makanya sebaran Covid-19 agak terkendali karena kami agresif dalam pelacakan kontak,” katanya.
Sementata itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Berli Hamdani mengatakan, menemukan orang yang pernah kontak dengan pasien positif adalah upaya strategis guna menyetop penularan.
“Pelacakan kontak didahului dengan mengidentifikasi kontak erat selama 14 hari ke belakang dari dilakukannya swab test. 14 hari ini dianggap sebagai masa inkubasi terpanjang Covid-19,” ucap Berli di Kota Bandung, Jumat (03/07/20).
Berli mengaku, untuk melacak kontak pasien terkonfirmasi positif tidaklah mudah, dimana alah satu kendalanya adalah memastikan semua kontak erat terindentifikasi by name by address. Namun setiap orang yang diketahui berkontak dengan pasien positif Covid-19 akan dites dan diminta mengisolasi diri.
“Komunikasi dengan kontak kunci atau orang yang paling mengetahui dengan siapa saja dan kapan terjadi kontak jadi kendala kami. Begitu juga kecepatan dan ketepatan penetapan kontak,” imbuhnya.
Berli menyatakan, komunikasi yang efektif dan persuasif, sangat penting untuk menyelesaikan kendala dalam pelacakan kontak dan indentifikasi pun mesti dilakukan secara sistematis berdasarkan kronologis kejadian.
“Saat ini, rasio pelacakan kontak Jabar ada di angka 25,12. Kami juga terus meningkatkan pelacakan kontak yang disertai dengan tes, baik rapid test maupun swab test,” ujar Berli, yang juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Dalam pelacakan kontak, gugus tugas provinsi melibatkan banyak pihak, mulai dari TNI/Polri, Satpol PP, gugus tugas kabupaten/kota, trisula desa, pegawai kelurahan, sampai relawan. Dengan keterlibatan banyak pihak ini diharapkan dapat meningkatkan rasio pelacakan kontak di Jabar sehingga rantai penyebaran Covid19 dapat diputus. (ABIM)