/Jubir Presiden RI Sharing Isu dan Perspektif Bersama Akademisi Universitas Mulawarman

Jubir Presiden RI Sharing Isu dan Perspektif Bersama Akademisi Universitas Mulawarman

Jakarta, ABIM (17/7/2020) – Program Studi Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Mulawarman hadirkan Juru Bicara Presiden RI, M. Fadjroel Rachman dalam agenda webinar seri #1 dengan tema Komunikasi Politik Pemerintah RI dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Menuju Kenormalan Baru, Rabu (15/7/2020).

Hadir membuka acara Rektor Universitas Mulawarman, Prof. Dr. Masjaya pada melalui diskusi yang digelar melalui zoom meeting tersebut. Selain Fadjroel hadir pula dua akademisi Universitas Mulawarman yang memberi perspektif tentang komunikasi dan politik yakni Dr. Silviana Purwanti dan Dr. Jauchar Barlian dengan dimoderatori oleh Nurliah, M.Ikom.

Fadjroel menegaskan selama ini nilai demokrasi dan pilar demokrasi menjadi basis berbagai strategi komunikasi kebijakan presiden Jokowi, termasuk saat menghadapi pandemi dan kenormalan baru atau adaptasi kebiasaan baru.

“Presiden Joko Widodo adalah produk demokrasi Indonesia. Oleh karenanya presiden memegang teguh nilai dan prosedur demokrasi. Prosedur demokrasi itu misalnya berdasar mekanisme regulasi (rule of law), sistem kelembagaan yang good governance, dan partisipasi,” jelasnya

Berdasarkan nilai dan prosedur demokrasi itulah, Presiden Jokowi menginstruksikan agar pihak Istana menampung segala masukan dari masyarakat, terutama dari ilmuwan atau akademisi.

“Strategi komunikasi (presiden) sejalan dengan teori SMCR. Sender, Message, Channel dan Receiver. SMCR ini formulasi sederhana yang tepat untuk bisa mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang Adaptasi Kebiasaan Baru. Langkah awalnya adalah membuka diskusi melalui komunitas intelektual. Ini bisa menambah trust sehingga memunculkan persepsi positif,” terangnya.

Ia pun terus mendorong agar pihak akademisi membuat penelitian-penelitian yang dapat dibagikan kepada masyarakat dan pemerintah untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini.

“Disinilah kami menganggap penting untuk menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Terutama agar mendapat masukan melalui kajian penelitian yang dilakukan akademisi komunikasi. Ini akan membantu pemerintah mendapatkan persepsi positif,” jelas aktivis 98 ini.

Sejumlah penelitian yang berkaitan tentang komunikasi dan covid-19 yang sedang dan telah dilakukan akademisi di Prodi Ilmu komunikasi Unmul pun disampaikan oleh Silviana Purwanti.

Ia memberi apresiasi atas pola komunikasi Istana selama ini dalam menghadapi Covid-19. Menurutnya presiden Jokowi tampak terus bekerja dan menyatukan persepsi untuk disampaikan kepada masyarakat.

“Ada empat strategi yang dilakukan secara konsisten oleh pemerintah pertama gerakan memakai masker, tracking kasus positif, edukasi dan penyiapan isolasi secara mandiri, dan keempat isolasi rumah sakit, jelasnya.(ABIM)