Jakarta, ABIM (18/9/2020) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Pandemi membuka ruang percepatan inovasi teknologi sehingga konferensi besar bisa diselenggarakan dengan cara-cara yang baru, yaitu melalui virtual.
”Di saat kita menghadapi pandemi seperti saat ini, konferensi besar dengan cara virtual telah menjadi sebuah kenormalan baru, menjadi sebuah normal baru,” tutur Presiden pada acara Peresmian Pembukaan Konferensi Besar XXIII, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Tahun 2020, yang dilaksanakan melalui virtual, dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Jumat (18/9).
Menurut Presiden, berbagai aktivitas yang sifatnya tatap muka langsung dibatasi dan digantikan dengan model interaksi dengan menggunakan media daring. ”Saya yakin cara-cara baru ini tidak mengurangi semangat kita untuk membicarakan masalah keumatan maupun soal-soal kebangsaan yang kita hadapi,” kata Presiden.
Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan bahwa GP Ansor yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) mewarisi semangat para ulama Hubbul Wathan Minal Iman, mencintai tanah air adalah sebagian dari iman.
”Warisan semangat para ulama inilah yang membuat GP Ansor selalu dibutuhkan kehadirannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” imbuh Presiden.
Hal ini, menurut Presiden, telah dibuktikan oleh GP Ansor dalam kiprahnya untuk terus berdiri kokoh memainkan peran sebagai simpul kebangsaan. ”Ini yang saya sejak lama sangat mengapresiasi dan menghargai kiprah GP Ansor,” imbuh Presiden.
GP Ansor, menurut Presiden, telah teruji mampu menjadi perekat di tengah keragaman dan perbedaan, bahkan kehadiran Banser GP Ansor telah ikut memberikan rasa aman bagi semua anak bangsa dalam menjalin tali persaudaraan.
”Peran sejarah GP Ansor ini sangat relevan dengan kondisi negara yang majemuk, yang beragam dalam suku, agama, dan juga budaya. Keragaman dan perbedaan bukanlah kelemahan, melainkan sebuah kekuatan yang kalau disatukan akan membuat negara dan bangsa kita menjadi negara maju yang berdiri sejajar dengan negara-negara lain di dunia,” tuturnya.
Dalam kehidupan demokrasi, menurut Presiden, perbedaan dalam kemajemukan pasti sebuah keniscayaan. Kepala Negara juga menyampaikan bahwa sistem demokrasi di Indonesia telah memberikan ruang kebebasan untuk menyatakan pendapat.
Namun, Presiden menyampaikan bahwa ruang kebebasan itu justru sering dibajak untuk mengklaim dirinya paling benar dan yang lain dipersalahkan kemudian merasa berhak memaksakan kehendak karena merasa paling benar.
”Karena itu, saya berharap seluruh kader GP Ansor meneladani sikap terpuji yang diambil para ulama untuk selalu Tawassuth, Tawazun, I’tidal, Tasamuh tanpa menghilangkan semangat Amar Ma’ruf, Nahi Munkar,” tandas Presiden. (ABIM)