Brazil, ABIM (10/11/2024) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon memperkenalkan Kementerian Kebudayaan yang dipimpinnya dan merupakan kementerian baru di Indonesia, dalam forum para menteri kebudayaan negara-negara G20 di Salvador da Bahia, Brazil, sebagai wujud diplomasi budaya Indonesia.
“Melalui kementerian ini, kami bertekad melindungi kekayaan warisan dan keragaman budaya Indonesia, memperkuat persatuan bangsa, serta memajukan citra dan pengaruh Indonesia di dunia melalui diplomasi budaya,” kata Fadli dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Menteri Kebudayaan itu menerangkan bahwa pendirian kementerian khusus kebudayaan ini adalah langkah penting dalam memastikan budaya sebagai bagian integral dari kehidupan dan juga berkontribusi bagi peradaban global, sesuai amanat UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1, bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia dalam peradaban dunia.
Fadli menekankan pentingnya kolaborasi budaya dan komitmen Indonesia dalam memperluas kerja sama dengan UNESCO dan negara-negara G20.
“Budaya adalah elemen penting dalam membangun dialog, mempererat hubungan, serta memperdalam pemahaman dan saling-pengertian antar bangsa. Oleh karena itu, budaya memiliki kekuatan untuk mendorong perdamaian dan mengatasi berbagai tantangan global,” kata Fadli.
Menurut dia, Indonesia bertekad memperjuangkan pemajuan kebudayaan sebagai agenda prioritas dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, karena budaya bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi juga modal penting bagi masa depan yang lebih harmonis dan berkelanjutan.
Fadli juga menyoroti pentingnya menjaga keragaman budaya di tengah kemajuan teknologi.
Dia menyatakan, dengan lebih dari 1.340 kelompok etnis dan 718 bahasa daerah, Indonesia terbilang adidaya bidang budaya, dan Kementerian Kebudayaan akan fokus melestarikan warisan budaya, serta mendukung pelaku budaya.
Ia mengajak negara-negara G20 bekerja sama memastikan bahwa kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI) dimanfaatkan untuk melestarikan keragaman budaya.
Indonesia juga menyerukan pentingnya repatriasi artefak budaya sebagai langkah memulihkan keadilan sejarah.
Para Menteri Kebudayaan G20 bersepakat meningkatkan investasi dalam kebijakan budaya dengan fokus kepada empat prioritas utama, yakni keberagaman budaya dan inklusi sosial, lingkungan digital dan hak cipta, ekonomi kreatif, dan pelestarian, pelindungan, dan promosi warisan dan memori budaya.
“Kita harus memastikan bahwa teknologi berfungsi memperkaya dan melindungi budaya, bukan menggerus atau mereduksi nilai-nilai budaya yang kita miliki,” kata Fadli.(ABIM)