Astana, Kazakhstan, ABIM (9/9/2017) – Sebagai sesama negara berpenduduk mayoritas Muslim, Indonesia dan Kazakhstan perlu bekerja sama dalam mengembangkan pemikiran Islam moderat guna menangkal dan memerangi paham radikal.
“Tadi saya baru bertemu dengan Mufti di sini dan sama-sama menggambarkan pentingnya hubungan keagamaan yang lebih moderat di antara negara-negara Islam yang lainnya. Karena itu, penting juga negara-negara Islam yang moderat, seperti Indonesia, Malaysia, dan seperti Kazakhstan ini mempunyai hubungan yang baik untuk melawan hubungan-hubungan yang bersifat radikal itu,” ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla pada pertemuan dengan WNI di Kazakhstan di Hotel Ritz Carlton Astana, Kazakhstan, Sabtu (9/9/2017) malam.
Wapres kemudian menyoroti hubungan bilateral antara Indonesia dan Kazakhstan. Menurutnya, meskipun kerja sama perdagangan Indonesia dengan Kazakhstan masih terbilang kecil, namun sangat potensial untuk ditingkatkan.
“Hubungan perdagangan kita memang masih kecil, yaitu kira-kira sekitar $25 juta. Ekspor-impor kita tidak terlalu besar. Namun, justru (karena) tidak terlalu besar, kemungkinan perkembangannya masih ada,” kata Wapres.
Walaupun jumlah penduduknya tidak sebanyak di Indonesia, lanjut Wapres, Kazakhstan merupakan negara terbesar di Asia Tengah yang mempunyai jaringan yang cukup baik.
“Di samping banyak memiliki hubungan-hubungan yang baik itu, kemampuan ekonominya juga lebih baik di antara negara-negara di Asia Tengah,” imbuhnya.
Di akhir sambutannya, Wapres meminta WNI di Kazakhstan untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan pemerintah setempat.
“Anda semua yang hadir di sini bukan hanya mewakili Anda sendiri, tetapi juga mewakili kita semua dalam hal hubungan kemasyarakatan, karena selalu ada dua hubungan, yaitu hubungan dari pemerintah dan hubungan kedua dari masyarakat dengan masyarakat,” pungkasnya. (ABIM/RN/FM, KIP-Setwapres).