Jakarta, ABIM (13/12/2017) – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengingatkan bahwa sejatinya semua agama berdoa untuk perdamaian, meskipun masih terjadi konflik. Seperti yang terjadi di Yerusalem. “Hari ini kita lihat, di mana-mana demonstrasi tentang Yerusalem. Kita tahu, Yerusalem adalah ibu dari tempat sejumlah agama, Islam, Kristen dan Yahudi. Tapi ada konflik disitu. Inilah dilema bagi agama,” katanya ketika meresmikan acara “2017 Religions for Peace Asia Interfaith Youth Peace Camp” di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka, Selatan, Jakarta, Rabu, 13/12.
Dalam kesempatan itu Wapres didampingi antara lain Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsyuddin dan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak. Selain itu terlihat hadir Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy, Ketua KY Aidul Fitriciada Azhari, serta Kasetwapres Mohamad Oemar.
Dikatakannya, di banyak negara sekarang ini memang sering terjadi konflik bahkan antaragama. Karena itu, menurutnya, acara “2017 Religions for Peace Asia Interfaith Youth Peace Camp” yang antara lain diikuti para pemuda dari berbagai negara ini sangat penting untuk mendiskusikan hal ini dan menerapkan apa yang didiskusikan tersebut.
Di Indonesia, katanya kerukunan agama telah terbina dengan baik dan setiap agama diberikan satu hari libur nasional agar tidak ada diskriminasi antara agama.
“Jadi menurut saya, bukan konferensi atau acara ini yang penting, tapi yang paling penting adalah bagaimana menerapkan hasil konferensi ini. Karena itu, kita tentu berterima kasih untuk kaum muda yang datang ke sini untuk membahas tentang perdamaian dan perubahan iklim,” katanya.
Terkait perubahan iklim, menurut Wapres hal itu terjadi karena akibat dari manusia itu sendiri. “Disini Anda bisa mendiskusikan perubahan iklim. Tapi saya ingatkan, begitu banyak pertemuan, diskusi di dunia tapi itu harus diimplementasikan,” tegas Wapres seraya mengutip kalimat bijak bahwa “Seberapa baik pun ucapan Anda, tapi yang terbaik adalah Anda melakukan apa yang Anda katakan”.
Acara “2017 Religions for Peace Asia Interfaith Youth Peace Camp ini diikuti 68 Peserta dari 17 negara Asia dan Pasifik. Acara tahunan ini merupakan forum dialog antara anak muda dari berbagai agama se-Asia. Dalam forum ini, mereka saling berdialog untuk membicarakan berbagai masalah yang terjadi di Asia. Tema yang tahun ini yaitu ‘Raising Awareness on Climate Change: Gotong Royong for Our Earth’ (ABIM/KIP-Setwapres)