New Delhi, India, ABIM (25/1/2018) – Ekosistem damai, stabil dan sejahtera harus dapat terbentuk di lingkar Samudera Hindia dan Samudera Pasifik di Lingkar Indo Pasifik. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika berbicara pada KTT Peringatan ASEAN – India sesi Retreat Perdana Menteri India dengan Kepala Negara/Kepala Pemerintahan ASEAN di Rasthrapati Bhawan, Kamis 25 Januari 2018.
“Saya percaya melalui ASEAN-lead mechanism dan melalui kemitraan ASEAN-India kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil dan sejahtera dapat tercapai,” ucap Presiden.
Lebih lanjut Presiden mengatakan konsep Indo-Pasifik secara alami dapat dikembangkan berdasarkan Treaty of Amity and Cooperation of ASEAN dimana semua negara kunci telah menjadi para pihak dari treaty (perjanjian) tersebut.
“Pengembangan konsep Indo-Pasifik, juga harus dilakukan secara terbuka, transparan, inklusif didasarkan pada habit of dialogue; dilandasi keinginan untuk bekerja sama serta menjunjung tinggi hukum internasional,” kata Presiden.
Dengan konsep seperti ini, lanjut Presiden, maka akan dapat dihindari rivalitas yang tidak sehat yang dapat menimbulkan “power projection”.
Pengembangan konsep Indo-Pasifik akan baik jika dilakukan melalui pendekatan building blocks antara lain melalui penguatan kerja sama bilateral dan pluri-lateral seperti ASEAN-India, penguatan mekanisme kawasan seperti IORA di Samudra Hindia, dan ASEAN-lead Mechanisms khususnya East Asia Summit (EAS) Samudra Pasifik; Pengkaitan dan pengintegrasian mekanisme kerja sama Samudra Hindia dan Pasifik.
“Dengan penguatan building blocks akan tercipta pula kawasan Indo-Pasifik yang menjadi salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi, pusat perdagangan dan industri dunia,” tutur Presiden.
Presiden menggarisbawahi bahwa kerja sama maritim adalah kunci dalam pengembangan arsitektur kawasan Indo-Pasifik dan Indonesia memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan kerja sama maritim baik melalui IORA maupun EAS.
“Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan penghargaan atas dukungan India terhadap sentralitas ASEAN. Saya optimis, ASEAN dan India akan dapat menjadi tulang punggung kerja sama Indo-Pasifik,” ucap Presiden.
Di awal pidatonya, Presiden mengatakan bahwa tahun lalu, kita memperingati 50 tahun berdirinya ASEAN. Pada saat yang hampir bersamaan juga memperingati 25 tahun kemitraan ASEAN-India.
“Jika selama 50 tahun, ASEAN telah berhasil menciptakan ekosistem perdamaian dan kesejahteraan di Asia Tenggara maka kemitraan ASEAN-India juga harus dapat memberikan kontribusi yang sama untuk kawasan yang lebih luas,” kata Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Sebelum mengikuti retreat, Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo terlebih dahulu menghadiri jamuan makan siang untuk Kepala Negara/Pemerintahan Anggota ASEAN bersama Presiden India Ram Nath Kovind dan Ibu Savita Kovind yang diakhiri dengan foto bersama.
Setelah retreat, Presiden Jokowi bersama Kepala Negara/Kepala Pemerintahan ASEAN lainnya dan Perdana Menteri India Narendra Modi berjalan kaki menuju Mughal Gardens untuk mengikuti foto bersama.
Pada saat foto bersama, Presiden Jokowi berdiri di antara PM Kamboja dan PM Laos.
Petang harinya, Presiden akan mengikuti upacara penyambutan ASEAN – India Commemorative Summit dan peluncuran ASEAN – India Commemorative Stamps di Hotel Taj Diplomatic Enclave, New Delhi.(ABIM)