Jakarta, ABIM (26/3/2018) – Sejarah mencatat bahwa bangsa-bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat mendorong masyarakatnya untuk gemar membaca buku dari berbagai sumber dan media, sebagai sumber ilmu pengetahuan.
“Dalam sejarah bangsa-bangsa dikenal, karena mempunyai kapasitas kepada masyarakanya untuk membaca. Saat ini tantangannya, membaca tidak lagi hanya membaca buku, tetapi membaca dari berbagai sumber, seperti internet. Akan tetapi buku tetap menjadi bagian daripada sumber itu sendiri,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat membuka acara Rapat Koordinasi Bidang Perpustakaan Tahun 2018 dan Peresmian Perpustakaan Digital Wakil Presiden Republik Indonesia, di gedung Perpustakaan Nasional Jalan Merdeka Selatan Jakarta Pusat, Senin, 26/3.
Dikatakan Wapres, pengembangkan Sumber Daya Manusia melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi merupakan kunci kemajuan suatu Bangsa. “Tidak ada negara yang maju tanpa ilmu pengetahuan, tanpa pembelajaran dan tanpa kecerdasan,” ucap Wapres.
Pada kesempatan tersebut Wapres juga membeberkan rahasianya bagaimana buku memiliki peran penting dalam mendamaikan daerah-daerah yang sempat berkonflik di Indonesia seperti Aceh, Poso dan Ambon.
“Satu hal yang mungkin jarang diketahui, untuk menyelesaikan konflik di suatu daerah, saya harus mengetahui semua informasi tentang daerah tersebut dengan cara membaca buku, saya minta staf saya untuk cari semua buku yang ada hubungannya dengan Aceh. Ambon, Poso. Saya baca semuanya. Karena saya ingin mengetahui secara detil apa yang terjadi sebenarnya“, ujar Wapres.
Di akhir sambutannya, Wapres berpesan kepada seluruh pustakawan untuk dapat mengembangkan perpustakaan dengan baik agar dapat bermanfaat kepada masyarakat luas.
“Keinginan atau keberhasilan dari suatu perpustakaan bukan hanya dilihat dari besarnya gedung, tetapi bagaimana perpustakaan itu ramai dan bukunya banyak dipinjam, tutup Wapres.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani memaparkan tentang percepatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah yang mana salah satu program pemerintah yang akan diperkuat dan dipertajam kedepan adalah peningkatan SDM.
“Pengembangan keterampilan dan keahlian erat kaitannya dengan literasi. Oleh karena itu Pemerintah terus mendorong peningkatan minat membaca di masyarakat,” terangnya.
Puan juga menekankan bahwa Perpustakaan harus dapat mengambil peran yang tepat. Pepustakaan selain menyediakan buku-buku dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan, dapat juga dikembangkan untuk memfasilitasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan keterampilan berbasis literasi.
Saat menanggapi film ‘JK Cinta Damai’ yang diputar dalam Rakornas Perpustakaan, dalam sambutannya Puan menyebut Wakil Presiden Jusuf Kalla selayaknya senior dan orang tuanya.
Puan mengungkapkan sosok Wapres yang diperlihatkan dalam film ‘JK Cinta Damai’ sangatlah tepat. Sebab, sosok cinta damai itulah yang selama ini dikenal dari seorang Wapres Jusuf Kalla.
Puan pun mengimbau agar sebagai bangsa Indonesia kita tidak boleh melupakan sejarah. Dan film ‘JK Cinta Damai’ yang menceritakan perjalanan JK sebagai juru damai wilayah konflik, Ambon, Aceh dan Poso merupakan pengingat untuk masyarakat.
“Jangan sekali-kali melupakan sejarah atau jasmerah. Tadi apa yang sudah dilakukan pak JK tentu saja akan selalu kita ingat bukan hanya di perpusnas. Bahwa jasa-jasa beliau ini dalam mendamaikan bukan hanya di tiga wilayah tersebut tentu sudah banyak juga yang dilakukan pak JK,” ungkapnya.
Menutup acara pembukaan rakernas, Wapres meninjau layanan perpustakaan nasional.
Hadir dalam acara tersebut Ketua DPD RI, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi. (ABIM/NL,RN, KIP Setwapres)