/World Water Forum ke-10 akan Dibuka dengan Ritual Adat Khas Bali

World Water Forum ke-10 akan Dibuka dengan Ritual Adat Khas Bali

Jakarta, ABIM (2/5/2024) – Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara World
Water Forum ke-10 merupakan kebanggaan tersendiri sekaligus menjadi tonggak
sejarah perhelatan forum air terbesar di dunia setelah pandemi Covid-19. Acara yang
akan berlangsung di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024 ini akan memperkenalkan
keragaman budaya Indonesia, khususnya Bali, pada para peserta yang hadir.

Ketua Bidang V Fair and Expo Panitia Penyelenggara Nasional World Water Forum
ke-10 sekaligus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan bahwa salah satu keragaman
budaya yang akan ditampilkan adalah prosesi melukat atau Balinese Water Purification
Ceremony yang merupakan ritual adat khas Bali dengan konsep kegiatan Rahina
Tumpek Uye dan Upacara Segara Kerthi.

“Dukungan utama yang akan diberikan Kemenparekraf adalah memfasilitasi para
delegasi untuk menyelami prosesi melukat yang secara khusus memiliki makna spiritual
bagi masyarakat Bali. Prosesi melukat ini nantinya akan melibatkan Pemerintah Daerah
setempat,” kata Sandiaga dalam pernyataannya belum lama ini.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah
berkomitmen penuh dalam menyiapkan World Water Forum ke-10 dengan sangat
maksimal. Harapannya, para delegasi atau peserta yang hadir dapat merekam momen
manis di luar forum diskusi penting mengenai isu keberlanjutan sumber daya air dunia.
“Dan kami akan menyiapkan di beberapa lokasi untuk prosesi side event tersebut,” ujar
Sandiaga.

Wakil Ketua Sekretariat Panitia Penyelenggara Nasional World Water Forum ke-10
sekaligus Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang
Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja menjelaskan mekanisme pertemuan World Water Forum ke-10 yang terbagi dalam tiga proses utama, yaitu proses politik, proses tematik, dan proses regional. Ketiga proses ini melibatkanberbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemimpin negara, menteri, pemimpin daerah akademisi, peneliti, hingga generasi muda yang akan saling bertukar pikiran.

“Terdapat 230 sesi forum tematik, 55 side events, serta 10 special sessions dalam
acara ini. Selain itu, pemerintah Indonesia juga turut mengundang para kepala negara,
kepala lembaga internasional, dan menteri atau setingkat menteri yang
bertanggungjawab terhadap isu sumber daya air,” kata Endra.

Adapun rangkaian acara World Water Forum ke-10 dibuka dengan Balinese Water
Purification Ceremony yang merupakan salah satu ritual adat khas Bali dengan konsep
kegiatan Rahina Tumpek Uye dan Upacara Segara Kerthi. Kemudian pada 20 Mei
2024, acara berlanjut dengan Opening Ceremony dan High-Level Meeting di BICC,
Nusa Dua.Setelah itu, ada interface meetings bersama penanggung jawab proses
politik, tematik, dan regional, serta bilateral meetings dengan beberapa kepala negara.

Masih di hari yang sama akan digelar pembukaan Fair and Expo bertempat di Nusa
Dua Hall BNDCC. Selanjutnya untuk lokasi Fair and Expo akan tersebar di BNDCC,
BICC, dan Pantai Kuta. Sesi proses politik, tematik, dan regional akan dilaksanakan
pada 20 hingga 25 Mei 2024. Sementara khusus untuk High-Level Meeting dan
Ministerial Meeting dilaksanakan pada 20 hingga 21 Mei 2024.

Selanjutnya, terdapat agenda Cultural Night (Farewell) di Taman Bhagawan pada 24
Mei 2024. Para tamu dapat menikmati makanan khas, tarian daerah, serta kebudayaan
Indonesia. Sementraa penutupan acara akan berlangsung pada 25 Mei 2024. Setelah
rangkaian kegiatan World Water Forum selesai, para peserta juga akan diajak field trip
menikmati keindahan Bali seperti Museum Air di Tabanan, Jatiluwih UNESCO World
Heritage Site, Danau Batur Kintamani, dan Cultural Village Ubud.(ABIM)