/Kepala Kantor Staf Presiden Muhammad Qodari : Beberkan Capaian Setahun Prabowo-Gibran

Kepala Kantor Staf Presiden Muhammad Qodari : Beberkan Capaian Setahun Prabowo-Gibran

Jakarta, ABIM (24/10/2025) – Satu tahun Pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka dinilai membawa perubahan arah pembangunan. Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari mengatakan, kebijakan Pemerintah sekarang lebih membumi dan langsung dirasakan masyarakat, seperti kesehatan, gizi dan pangan.

“Pemerintah sekarang fokus ke kebutuhan dasar. Semuanya diarahkan untuk memperkuat rakyat bawah,” kata Qodari dalam Forum Merdeka Barat9 (FMB9NgobrolIndonesia bertajuk “Potret Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran” di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Qodari mengatakan, tiga poros kebijakan itu meliputi bidang kesehatan melalui Cek Kesehatan Gratis (CKG). Lalu, pendidikan dan gizi dengan Makan Bergizi Gratis (MBG), serta pangan melalui program Ketahanan Pangan Nasional. Ketiganya merupakan wujud konkret arah baru Pemerintah memenuhi kebutuhan masyarakat.

Salah satu kebijakan yang disorot adalah program CKG. Program ini disebut Qodari sebagai langkah fundamental karena memberi kesempatan setiap warga mengetahui kondisi kesehatannya sendiri. “Wah, belum pernah ada presiden yang melakukan ini. Semua orang bisa tahu kondisi kesehatannya dan itu penting untuk kualitas hidup,” katanya.

Dari hasil pemeriksaan massal itu, Pemerintah kini punya peta besar penyakit dominan masyarakat. Data itu akan menjadi dasar kebijakan publik, seperti penambahan jumlah dokter gigi dan pengendalian konsumsi gula. “Presiden sudah perintahkan agar pendidikan dokter gigi ditambah, karena penyakit gigi banyak ditemukan,” ungkapnya.

Dia menegaskan, pendekatan Pemerintah di bidang pendidikan juga bergeser ke hal yang lebih manusiawi. Bukan hanya soal kurikulum dan guru, tapi juga kondisi anak didik agar bisa belajar optimal. “Kalau siswa belum sarapan, mau gurunya sepintar apa pun, hasilnya tidak maksimal,” tuturnya.

Menurutnya, program MBG menjadi jawaban konkret. Pemerintah ingin memastikan anak-anak sekolah mendapat gizi yang cukup agar kecerdasannya berkembang. “Intinya sederhana, pendidikan dimulai dari perut yang kenyang,” katanya.

Qodari menjelaskan, kebijakan seperti CKG dan MBG menunjukkan perubahan paradigma pembangunan. Pemerintah kini lebih berani menembus cara lama yang hanya berorientasi pada angka pertumbuhan ekonomi. “Presiden ingin membangun sumber daya manusia,” katanya.

Dalam sektor pertanian, Qodari menyebut Presiden Prabowo bersemangat mewujudkan kemandirian pangan. Dukungan Kepala Negara terhadap petani cukup besar. Produksi beras nasional tahun ini mencapai 38 juta ton, melebihi kebutuhan sekitar 31 juta ton. “Produksi kita melimpah. Itu bukti ketahanan pangan mulai kuat,” ucapnya.

Qodari menambahkan, Pemerintah terus mengawasi pelaksanaan program MBG agar menu yang disajikan sesuai kondisi lokal. Dia mencontohkan, makanan untuk anak di Padang tentu berbeda dengan di Manado, tapi gizinya harus sama baik. “Menu boleh beda, tapi gizinya tidak boleh kurang. Itu bentuk keberpihakan pada anak Indonesia,” ucapnya.

Dia juga menyinggung upaya Pemerintah menutup kebocoran ekonomi nasional, termasuk dari praktik tambang ilegal. Menurut Qodari, potensi kebocoran mencapai Rp 45 triliun per tahun. “Kalau diselamatkan sepuluh tahun, itu 450 triliun rupiah. Bisa bangun ribuan sekolah,” jelasnya.

Selain tambang, Qodari menyebut langkah Presiden menertibkan perdagangan minyak goreng dan kewajiban pasokan dalam negeri juga berbuah positif. Pemerintah berhasil menekan permainan harga dan menjaga stabilitas pasar. “Ada 13 triliun rupiah yang berhasil diamankan dari permainan pasar. Itu bentuk perlindungan terhadap hak rakyat,” katanya.

Qodari mengajak publik melihat hasil nyata kebijakan Pemerintah bukan dari laporan panjang, tapi dari perubahan di lapangan. Dia menyebut, banyak sekolah rakyat kini hidup kembali dengan fasilitas lengkap dan anak-anak yang lebih bersemangat. “Saya melihat sendiri anak-anak yang dulu murung kini bersemangat. Sekolah hidup, koperasi berdiri, masa depan mereka terang,” kata Qodari.

Dia menilai, capaian setahun ini belum sempurna, tapi sudah menandai perubahan arah besar. Pemerintah sedang meletakkan fondasi untuk empat tahun ke depan. “Kita sudah meletakkan dasar kuat bagi perjalanan Indonesia. Dasar yang dibangun dari kebutuhan paling sederhana: kesehatan, pendidikan dan pangan,” jelas Qodari.(ABIM)