Padang, Sumatera Barat, ABIM (9/2/2018) – Kekaguman akan Rumah Gadang pada 35 tahun yang lalu menjadikan seorang pemuda yang kini menjadi Presiden Republik Indonesia ke-7 merevitalisasi Rumah Gadang yang ada di Solok Selatan.
“Sebagai bagian perawatan dari kekaguman tersebut, saya pada hari ini mencanangkan revatilisasi total kawasan 1.000 Rumah Gadang di Kabupaten Solok Selatan di Provinsi Sumatra Barat,” ujar Presiden Joko Widodo pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2018, yang digelar pada Jumat, 9 Februari 2018, di kawasan Danau Cimpago, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat.
Bahkan Presiden telah memerintahkan Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk menyelesaikan revitalisasi pada tahun ini juga.
“Dan ini nanti revatilisasi ini sekaligus merupakan prototipe untuk Rumah Gadang yang ada di Sumatra Barat khususnya, juga di seluruh pelosok Tanah Air,” kata Presiden.
Selain di Kabupaten Solok Selatan, Presiden juga meminta penataan kawasan di Desa Terindah, Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat juga dituntaskan tahun ini. Desa tersebut dikunjungi Presiden pagi tadi, sebelum hadir di HPN.
“Di desa yang tadi pagi untuk bisa diselesaikan tahun ini. Landscpae, restorasi rumah-rumah yang ada, sehingga akan menambah cantik rumah yang ada di Solok Selatan maupun Pariangan tadi,” tuturnya.
Presiden sempat menceritakan pengalamannya saat mendaki Gunung Kerinci. “Tahun 1983 ada anak muda, naik bus tiga hari dari Jawa menuju Padang, kemudian naik ke Solok, Solok Selatan, Sungai Penuh, kemudian menuju ke Gunung Kerinci melalui Solok Selatan,” ucapnya.
Saat itu, pemuda tersebut kagum akan Rumah Gadang yang ada di Solok Selatan
“Jadi saya ingat betul waktu naik Kerinci, lewat Solok Selatan. Kekaguman saya akan rumah tradisi, rumah adat yang sangat cantik dan Indah sekali,” ucapnya.
Pemerintah Mendukung Pembangunan Museum Adinegoro
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menceritakan kunjungannya ke rumah keluarga dari tokoh pers yang sangat dikagumi, Djamaluddin Adinegoro yang berada di Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Kamis 8 Februari 2018. “Rumah tersebut sudah tidak ada tinggal pondasinya, luas 2.459 meter prsegi. di situlah Bapak Adinegoro lahir dan dibesarkan,” kata Presiden.
Terlahir dengan nama Djamaluddin Gelar Datuk Maradjo Sutan dan nama pena Adinegoro, karya sastra Djamaludin Adinegoro yang terkenal dan melegenda adalah ‘Darah Muda’, ‘Asmara Jaya’, ‘Melawat ke Barat’. Warisan berharga beliau lainnya adalah atlas pertama Indonesia dan ensiklopedia berbahasa Indonesia pertama.
Kehadiran dirinya tidak hanya sekedar memberi sertifikat yang sudah lama tidak bisa diselesaikan. “Dan dari keluarga besar juga menyampaikan, lahan yang ada akan digunakan untuk museum Adinegoro,” kata Kepala Negara.
Kepada pihak keluarga, Presiden menyampaikan bahwa pemerintah sangat mendukung pembangunan museum di lahan tersebut.
Kelak di museum itu kita dapat mengenal karya-karya dan jejak langkah beliau sebagai wartawan dan sastrawan yang begitu besar perannya dalam memajukan pers Indonesia, pers yang bertanggungjawab, dan pers yang menggalang persatuan bangsa.(ABIM)