Surakarta, Jawa Tengah,ABIM (12/3/2018) – Perguruan Tinggi sebagai suatu lembaga memiliki peran sangat penting dalam pembangunan bangsa, karena mencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang di butuhkan saat ini dan masa yang akan datang.
“Tentu perguruan tinggi sebagai suatu institusi, di samping menghasilkan penelitian oleh para alumni SDM, juga menghasilkan SDA untuk hari ini dan masa datang,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat menyampaikan orasi ilmiah pasca menerima penghargaan berupa Parasamya Anugraha Dharma Krida Baraya dari Universitas Sebelas Maret (UNS) yang diserahkan langsung oleh Rektor UNS Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., di hadapan Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-42 UNS di Surakarta, Jawa Tengah, pada, Senin 12/3.
Oleh karena itu tandas Wapres, tugas utama perguruan tinggi adalah selain menghasilkan jumlah lulusan, juga harus mampu mencetak alumi yang memiliki kontribusi besar terhadap kepentingan bangsa dan negara. “Kita ingin tidak hanya jumlahnya, tapi bagaimana perguruan tinggi menghasilkan alumni bermanfaat dan memiliki sumbangsih besar pada bangsa. Di samping mencetak SDM, penelitian untuk mencapai hal-hal baik adalah tugas utama perguruan tinggi,” kata Wapres.
Menurut Wapres, tantangan di masa depan yang dihadapi bangsa ini adalah mengenai banyaknya dimensi. “Ada dimensi yang selalu menjadi kehidupan sehari-hari, ada dimensi di mana kita harus meningkatkan persaingan,” ungkapnya.
Karena itu, berbagai tantangan yang selalu menjadi rutinitas bangsa adalah masalah ketersediaan pangan, energi, pengentasan kemiskinan, jumlah penduduk, dan lapangan kerja.
Digambarkan Wapres, bahwa jumlah penduduk Indonesia saat ini telah mencapai sekitar 290 juta. “Apabila nanti kita memperingati 100 tahun kemerdekaan RI pada tahun 2045, yakni 27 tahun yang akan datang, maka diperkirakan penduduk kita telah mencapai 390 juta. Begitu juga penduduk dunia saat itu akan mencapai 9 miliar orang,” ungkap Wapres.
Artinya, dengan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar, nantinya diperlukan peningkatan kebutuhan yang lebih banyak lagi seperti misalnya rumah, kantor, industri dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan itu semua, diperlukan solusi teknologi yang mendasar, karena akan terjadi kelangkaan lahan. “Solusi teknologi, bagaimana menciptakan tanaman yang baik, air yang sedemikian cukup,” kata Wapres.
Begitu juga dalam menghadapi tantangan climate change yang menyebabkan banjir sekaligus kekeringan, semuanya membutuhkan perubahan teknologi mendasar sebagai tantangan perguruan tinggi dan bangsa. “Bagaimana untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dalam kondisi seperti itu yang tidak mungkin dihindari,” kata Wapres.
Dalam hal lingkungan, Wapres menekankan pentingnya menjaga lingkungan dikaitkan dengan kebutuhan energi secara baik. “Kita tidak ingin seperti banyak negara yang punya lingkungan rusak karena energi batu bara, contohnya. Maka kita harus menemukan renewable energy. Tadi digambarkan energi surya yang menjadi bagian dari upaya kita bersama,” kata Wapres mencermati laporan Rektor UNS di awal acara Dies Natalis ke-42 tersebut.
Dalam bidang pertanian, Wapres menegaskan bahwa sektor tersebut saat ini sudah tidak mungkin dapat memberikan lapangan kerja yang lebih besar, akan tetapi peluang besar adalah berada pada sektor manufaktur dan enterpreneurship yang akan memberikan lapangan kerja untuk semua orang pada waktu tersebut.
“Jadi apapun, intinya teknologi merupakan ujung kebutuhan bangsa kita. Apakah pemenuhan pangan, pemenuhan energi, lapangan kerja, mengurai kemiskinan,” ucap Wapres. Tanpa ilmu pengetahun, kita akan ketinggalan. Kita sekarang ini hidup bersaing. Bersaing pun tidak mungkin mengalahkan Vietnam dan Thailand apabila teknologi kita kurang,” tegas Wapres.
Karena itulah ditegaskan kembali bahwa perguruan tinggi tugasnya di samping mencetak para sarjana, tentu juga harus mencetak keahlian, karena lapangan kerja sangat tergantung kepada keahlian. “Kita bukan hanya butuh universitas yang banyak, tapi juga butuh universitas berkualitas,” ungkapnya.
Wapres mencontohkan bahwa Universitas Xin Hua merupakan salah satu perguruan tinggi ternama di Cina yang memiliki penduduk 1,4 miliar, tetapi hanya memiliki 2.500 universitas. Sementara di Indonesia saat ini memiliki 4.500 perguruan tinggi menurut pak Menteri (Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi). Artinya, universitas itu lebih penting bukan jumlah tetapi kualitasnya. “Karena itu tanggung jawab guru besar yang hadir di sini bukan hanya membuka banyak jurusan, tapi bagaimana kita meningkatkan pengetahuan itu berkualitas,” tegas Wapres.
Dalam orasi tersebut, Wapres mengharapkan bahwa bangsa Indonesia adalah banyak mempunyai kekayaan, penduduk, sejarah, dan semangat. “Apabila kehilangan semangat, bangsa itu tidak akan maju dari bangsa lain,” kata Wapres. Karena itu Wapres berharap sebagai bangsa agar mengobarkan semangatnya untuk maju, semangat untuk damai, semangat untuk perbaiki diri, karena itu adalah sangat pokok dalam mendidik generasi muda. “Itu harapan saya,” pungkanya.
Selain Ibu Mufidah Jusuf Kalla, turut hadir mendampingi Wapres adalah Menteri Ristek dan Dikti Muhammad Nasir, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Syahrul Udjud, dan Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi.
Acara dies natalis UNS tersebut selain dihadiri seluruh civitas akademika UNS juga dihadiri sejumlah pejabat sipil daerah, TNI, dan Polri Provinsi Jawa Tengah seperti Sesda Provinsi Sri Puryono mewakili Plt. Gubernur Jawa Tengah, Pangdam Diponegoro, dan Kapolda Jawa Tengah.
Mengakhiri kunjungannya di Provinsi Jawa Tengah, Wapres beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla dan rombongan menyempatkan untuk menanam pohon pala di depan kampus dan melakukan peninjauan Posyandu Permada Bunda Jl. Bangau, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. (ABIM/SY/KIP Setwapres).