Jakarta, ABIM (14/1/2018) – Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah tidak berdiam diri terhadap kejadian luar biasa campak dan gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, dalam beberapa bulan terakhir.
Saat menyampaikan keterangan pers tersebut, Presiden didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Menurut Presiden, ia telah memerintahkan jajaran terkait untuk segera turun ke lapangan menyelesaikan masalah yang telah menimbulkan korban jiwa tersebut.
“Kita sudah kirim tim berapa hari lalu atau minggu lalu. Sudah mulai September masuk ke sana. Memang sudah kirim juga makanan tambahan tapi memang medan sangat sulit,” ucap Presiden kepada para jurnalis di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Minggu, 14 Januari 2018.
Meskipun demikian, Presiden mengakui bahwa penanganan masalah tersebut tidaklah mudah. Mengingat banyaknya kendala yang dihadapi, mulai dari medan yang sulit, biaya yang tinggi, hingga jarak tempuh yang cukup jauh.
“Saya berikan contoh medan di sana memang sangat berat sekali. Contoh di Nduga saja, siapa yang pernah ikut saya ke Nduga. Jalan baru ke Wamena saja 4 hari, ini sama di Asmat juga sama. Perjalanan ada rawa, di situ harus naik boat 2 sampai 3 jam untuk biaya ada Rp 3 sampai Rp 4 juta. Ini sebuah kendala yang memang sangat menghambat,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Kepala Negara meminta pemerintah daerah setempat berperan aktif memeriksa dan mengawasi kondisi kesehatan masyarakatnya sehingga penyebaran penyakit dapat dicegah dengan cepat.
“Pemda yang dekat selalu memantau, melihat, mengelilingi terus daerah-daerah yang diperkirakan terjangkit penyakit, atau gizi buruk,” ujar Presiden.(ABIM)