Jakarta, ABIM (22/1/2018) – Dengan kurikulum kajian keislaman yang disusun dengan baik, masjid kampus dapat berkembang menjadi semacam pesantren yang mendukung fungsi perguruan tinggi sebagai wadah pengembangan karakter mahasiswa. Hal ini sejalan dengan amanat UUD 1945 untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan hal ini saat menerima beberapa pengurus pusat Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) yang dipimpin oleh ketua umumnya Hermawan Kresno Dipojono.
Khidmah lebih dari 300 masjid kampus di seluruh Indonesia, lanjut Wapres, utamanya diharapkan terfokus pada pengembangan kapasitas keilmuan bagi jemaahnya yang mayoritas merupakan mahasiswa dan akademisi.
“Tidak hanya memakmurkan masjid, jemaah juga harus dimakmurkan oleh masjid,” ujar Wapres.
Selain target pemenuhan wacana keislaman terpenuhi, lanjutnya, kajian di masjid yang berkurikulum dapat mencegah tersebarnya pemahaman keagamaan yang menyimpang.
Di tengah semangat berislam masyarakat Indonesia yang kian meningkat belakangan ini, Wapres yang juga merupakan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu kembali berpesan agar AMKI turut berperan dalam merevitalisasi masjid.
Menurut Wapres, revitalisasi itu antara lain berbentuk perbaikan fasilitas ibadah di masjid dan program pemberdayaan ekonomi umat.
“Perbaikan akustik masjid menjadi salah satu hal yang mendesak. 75 persen masjid kita memiliki sound system yang kurang layak. Padahal, 80 persen aktivitas di masjid adalah mendengar ceramah dan sebagainya, sedangkan 20 persen sisanya berupa salat dan doa,” jelasnya.
Dalam pemberdayaan ekonomi, Wapres yang pada pertemuan itu didaulat menjadi Ketua Badan Kehormatan AMKI mengatakan, program ini hendaknya berbentuk pelatihan-pelatihan yang memotivasi dan membekali jamaah dengan keterampilan membangun usaha.
“Kita tidak ingin masjid membangun lembaga usaha sendiri. Kita mendorong jamaah untuk membangun usaha. Setelah berhasil, mereka akan berinfak ke masjid,” terang Wapres.
Mendampingi Wapres pada pertemuan itu Kepala Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres Bambang Widianto, dan Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Umum Alwi Hammu. (ABIM/FM, KIP Setwapres).